BOGOR – Indonesia Research & Innovation Expo (INARI Expo) diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 8-11 Agustus 2024 di Cibinong Science Center. Acara tersebut bertemakan “Research and Innovation for Better Future” dengan tujuan mendorong kolaborasi dalam inovasi, memperkuat pertukaran teknologi, ide, dan pengalaman. Tim Amcolabora Institute berkesempatan menghadiri acara ini. Dalam acara ini terdapat beragam kegiatan, mulai dari Science Talk, workshop, bedah buku, hingga pameran produk inovasi dari berbagai bidang.
Kegiatan Science Talk yang membahas teknologi Biorefinery sebagai alternatif dari oil-refinery menghadirkan panelis dari Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, yakni Prof. Widya Fatriasari. Dalam perbincangannya, Prof Widya memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan biorefinery yang memanfaatkan biomassa dari berbagai sumber seperti limbah pertanian, hutan, dan alga untuk menghasilkan produk bernilai tambah. Meskipun demikian, pengembangan teknologi ini menghadapi beberapa tantangan, seperti distribusi biomassa yang tidak merata dan kebutuhan investasi yang besar.
Kemudian, ada pula Science Talk yang membahas mengenai pemanfaatan sutra dan by-product industri sandang sebagai bahan pakan ikan serta ternak. Perbincangan ini melibatkan dua panelis, yakni Dra. Lincah Andadari dan Reza Samsudin. Bahasan menarik mengenai ulat sutera khususnya ulat sutera Bombyx mori atau murbei sutera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena produksi suteranya yang berkualitas tinggi. Selain itu, salah satu by-product industri sutera, seperti kokon yang kurang dimanfaatkan, memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan.
Selanjutnya adalah Entrepreneur Program Matching, yaitu kegiatan bertemakan kewirausahaan yang memberikan wadah bagi para pelaku usaha untuk mempresentasikan produk dan inovasinya di hadapan para pemangku kebijakan. Salah satu presentasi yang dilakukan adalah oleh Rumah Tempe Tempe Indonesia berupa pengolahan limbah cair menjadi biogas. Tidak hanya itu, bidang teknologi juga turut berkontribusi, seperti PT. Zakarya Inovasi Teknologi Internasional yang menawarkan platform multi-sided untuk mendukung layanan kesehatan mental dengan data terintegrasi dan alat pemantauan progres pasien.
Terdapat pula workshop menarik yang membahas tentang model pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan. Workshop ini menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai bidang. Dr. Yopi dari BRIN menyoroti pentingnya pendekatan berbasis potensi lokal melalui pembekalan ekonomi bagi komunitas di berbagai daerah. Tity Iriani Datau dari BAPPEDA Gorontalo membahas upaya peningkatan produksi komoditi dan pengembangan desa wisata Geopark Gorontalo untuk pelestarian serta peningkatan ekonomi berbasis pariwisata.
Mohammad Amin Bustamin dari Tojo Una-Una menekankan pengembangan desa wisata sebagai kunci untuk diversifikasi produk lokal dan industri kreatif. Terakhir, Ardiansyah dari Musi Banyuasin memaparkan keberhasilan dalam menurunkan kemiskinan melalui pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan inovasi sosial.
Terakhir, bedah buku
Politik Hoaks dan Hoaks Politik disampaikan oleh penulisnya, Ubaidillah dari
Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN. Buku ini menawarkan diskusi mengenai
disinformasi sebagai proses sosial dan menjadi arena perebutan legitimasi
kebenaran informasi publik oleh negara dan media. Ada dua cara utama untuk
memahami hoaks menurut buku ini: pendekatan pendidikan untuk meningkatkan
literasi digital masyarakat, dan pendekatan keamanan dan hukum. Wasisto Raharjo
Jati dari Pusat Riset Politik BRIN menanggapi dengan menyatakan bahwa
disinformasi merupakan fenomena global yang sering dikaitkan dengan
meningkatnya populisme dan teori konspirasi.